selamat datang di web magai

Cari dalaman disini

Minggu, 05 Desember 2010

Karikatur Gubernur Papua Hiasi Sidang DPRP Papua. Jayapura, 30 September 2010.

Solidaritas Pedagang Asli Papua ( SOLPAP ), melakukan aksi dengan membentangkan karikatur Gubernur Papua Bas Suebu di Balkon ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) pada hari Jumat 24 September 2010. Aksi bentang baliho berlangsung ketika Gubernur Papua (diwakili Sekda Papua) menyampaikan hasil rumusan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun 2010 di hadapan anggota DPRP Papua. "Aksi ini kami lakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah Provinsi Papua yang tidak segera memenuhi janjinya untuk membangun pasar bagi Mama-Mama", tegas Frengki Making sebagai koordinator aksi. Aksi tidak berlangsung lama karena karikatur yang dibentangkan kemudian diturunkan oleh Satpam. Sidang paripurna DPRP tentang ABT Tahun 2010 yang dipimpin oleh Ketua III DPRP, Yop Kogoya S.Th, sempat dihentikan sampai pukul 19.00 WP karena adanya aksi tersebut. Kemudian, Ketua Komisi D, John Banua Rouw, memfasilitasi pertemuan antara Solpap dan Ketua-ketua Komisi dan Fraksi di ruang sidang anggaran. Pertemuan antara Solpap dan ketua-ketua komisi serta fraksi dipandu oleh Ketua III DPRP Yop Kogoya. Agenda pertemuan ini adalah

pertama, untuk mendengarkan aspirasi Pedagang asli Papua kedua, Mendengar pandangan setiap fraksi atas aspirasi Solpap.

Dalam pertemuan ini Koordinator Solpap, Br. Rudolof Kambayong ofm, menyampaikan tujuan kedatangan Solpap ke DPRP. "Kami datang ke sini untuk mendengarkan apakah ada anggaran untuk pembangunan pasar bagi pedagang asli Papua atau tidak dan juga datang untuk meminta kepada bapak-bapak DPRP agar memperhatikan aspirasi ini bahkan kami berharap aspirasi ini dimasukan dalam penyusunan pandangan akhir fraksi yang akan disampaikan dalam sidang lanjutan sebentar malam," tegas Br. Rudolf, ofm. Sementara itu, Nelly Pekei, perwakilan dari Mama-mama Pasar menyampaikan bahwa pemerintah perlu segera memperhatikan nasib mereka. "Kami minta supaya harus ada peletakan batu pertama dalam dua bulan ini, jangan tipu-tipu mama-mama lagi." Hal senada juga disampaikan oleh Adoline Fonataba bahwa mulai sekarang kami tidak mau dengar lagi janji-janji yang omong kosong, sekarang kami butuh bukti bukan janji. John Banua Rouw, Ketua Komisi D, DPRP Papua mengatakan bahwa pada dasarnya pihak Depertemen Perhubungan Pusat, BUMN dan Menteri Keuangan tidak keberatan atas penggunaan lokasi Damri sebagai pasar khusus untuk pedagang asli Papua. Kendala sekarang adalah dari Dok II (Gubernur) tidak punya niat untuk membangun pasar dan anggaran pembangunan pasar juga belum dimasukan dalam APBD Tahun 2011. Selain itu, Banua mengusulkan supaya dana 5 M yang ada digunakan untuk pembebasan lokasi dan pembangunan pasar sementara di bekas gedung Bikda Provinsi Papua.

Sementara itu, pada pembahasan agenda kedua, setiap fraksi menyampaikan sikapnya terhadap aspirasi Solpap, berikut pandangan setiap fraksi terhadap pembangunan pasar Papua. Pertama, Fraksi Pikiran Rakyat, Yan Mandenas, ketua fraksi pikiran rakyat mengatakan akan mendukung penuh perjuangan pedagang asli Papua untuk mendapatkan pasar yang layak. Fraksi meminta kepada pimpinan DPRP agar sebentar skorsing sidang untuk membahas perubahan anggaran atau dana proyek 25 Milyar bagi pembangunan jalan Arso-Puay dialihkan ke pembangunan pasar pedagang asli Papua. Ia menambahkan juga bahwa jika sekarang tidak ada anggaran untuk pasar maka perlu meminta kepada pihak ketiga untuk membangun pasar dan akan ditutupi kemudian. Kedua, Fraksi Demokrat, Ketua Fraksi Demokrat, Ruben Magai S.Ip, mengatakan bahwa tetap mendukung perjuangan mama-mama Papua dan sekarang kendalanya adalah Kaka Bas ini tidak pernah hadir dalam sidang di DPRP untuk membahas kepentingan rakyat, ini yang jadi masalah. Ketiga, Fraksi Golkar, Ketua Fraksi Golkar, Yan L. Ayomi mengatakan akan sangat mendukung perjuangan Solpap. Mereka akan meminta kepada ketua-ketua komisi dan fraksi serta pimpinan DPRP untuk bertemu dengan Gubernur sekarang ini juga. Sekwan perlu untuk segera hubungi Gubernur. "Kita perlu bertemu dengan mereka supaya berbicara tentang kapan peletakan batu pertama pembangunan pasar dalam bulan ini atau bulan depan," tambah Ayomi. Selain itu, ia menambakan bahwa APBD 2010 bisa diubah karena belum disahkan. Keempat, Fraksi Pembaharuan. Fraksi mendukung penuh perjuangan pedagang asli Papua bersama Solpap. Kelima, Fraksi PDIP, Pdt. Gobay, ketua fraksi PDIP mengatakan, "kami sangat setuju untuk mendukung pedagang asli Papua dan pembiaran terhadap mama-mama Pasar merupakan bukti kegagalan otonomi khusus di Papua." Kelima, Fraksi PDS, ketua fraksi PDS, Yulianus Rumbairusi, mengatakan, "kami mendukung tapi kami juga malu kepada mama-mama pasar karena selama ini kita tipu-tipu mereka. Pengambil kebijakan di Papua ini semua orang asli Papua tapi apa yang susah sehingga sampai sekarang pasar itu belum dibangun, Gubernur dan Ketua DPR itu orang Sentani, ketua Komisi A itu orang Paniai, Sekda Papua itu orang Biak, semua itu orang Papua, jadi apa yang susah," Tegas Rumbairusi. Sebelum pertemuan ditutup, Yan Ayomi menambahkan, "Sekarang ini juga kita ke Gubernur atau hadirkan dia di dalam ruang sidang DPRP dan meminta kepadanya supaya sebelum turun dari podium harus setuju untuk bangun pasar." Hal senada juga disampaikan juga oleh, ketua fraksi Pikiran Rakyat Yan Mandenas, "Jika Gubernur tidak setuju untuk pembangunan Pasar bagi pedagang asli Papua maka kami walk out dari ruang sidang dan menolak ABT," tegas Mandenas.

Pertemuan berakhir sekitar jam 14.30 WP. Solpap memilih untuk terus tinggal di kantor DPRP guna mengikuti sidang lanjutan pada 19.00 WP. Sementara itu, para anggota DPRP kembali ke fraksi masing-masing untuk menindaklanjuti aspirasi Mama Mama.(EP) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar