selamat datang di web magai

Cari dalaman disini

Rabu, 08 Desember 2010

Pohon Natal Di Panti Jompo

Suster Katrin baru saja mengajak para lansia untuk ikut menghias sebuah Pohon Natal di Panti Jompo, dan mulai membagi-bagi hiasan Pohon Natal yg beraneka ragam itu kepada para lansia. Tentu para lansia itu senang sekali. Mereka pun mulai merubung Pohon Natal setinggi 2 meter itu, yg diletakkan di sudut ruangan, tempat semua orang biasa berkumpul.

Dua bersaudara, kakek Kliwir dan kakek Klowor sungguh senang boleh ikut serta menghias Pohon Natal itu, dan merekapun mulai menghias bagian depannya. Mbah Ciblon yg sudah buyutan (gemetaran tangannya) juga mulai asyik menghias bagian yg lain dgn sangat hati-hati bersama mbah
Nyi'in, istri kakek Klowor. Sementara eyang Cosmas yg semasa mudanya memang senang naik gunung, dibantu mbah Uci dgn tertatih-tatih menggeret sebuah kursi. Mereka berdua memilih utk menghias bagian atas Pohon Natal tsb. Ruangan itu menjadi penuh dgn sukacita mereka. Suster Katrin tersenyum melihat mereka bergembira. Tapi sejenak ia celingukan mencari dua lansia lainnya, kakek Sutengli dan mbah Lome.

Oohh.. rupanya kakek Sutengli memilih utk menghias bagian Pohon Natal yg menghadap ke sudut tembok ruangan. Sementara mbah Lome memasangkan lampu2 kecil dalam rimbunnya Pohon Natal yg mulai terlihat meriah itu. Sesekali ia memperbaiki kunyahan tembakau di mulutnya. Usai menghias Pohon Natal itu, mereka beristirahat dan duduk di sekitar Pohon Natal itu. Menikmati hasil karya mereka bersama sambil makan penganan yg disiapkan oleh rekan mereka sendiri.

Suster Katrin yg penasaran thd kakek Sutengli, bertanya perlahan kepadanya, 'Kek Suteng, kenapa kakek memilih menghias bagian Pohon Natal yg menghadap ke sudut tembok? Kan bagian pohon di situ hiasannya tidak terlihat orang?'

Kakek Sutengli dgn terbata-bata dan terbatuk-batuk kecil menjawab, 'Suster, semua adalah bagian dari Pohon Natal, termasuk yg menghadap ke sudut tembok yg tak selalu terlihat orang. Mengapa kita tidak
menghiasnya juga? Apakah hanya yg terlihat orang saja yg kita hias dgn berbagai hiasan yg meriah? Apakah bagian pohon yg jarang terlihat itu tidak boleh ikut gemerlap sama seperti bagian pohon yg lainnya?'

Mbah Lome yg Jawa-nya msh medhok menyambung, 'Betul Suster. Dan alasan kulo (saya) masang lampu jauuuuh di dalem daripada pohon itu, justru cahaya daripada lampu2 kecil di bagian dalem daripada Pohon Natal itu kulo yakini mesti maringi (memberikan) cahaya ke seluruh daripada pohon,
dan nambah gemerlap hiasan yg ada di luarnya. Mosok hiasannya saja yg kelihatan? Lha pohonnya tetep gelap, toh nggih?'

Suster Katrin terdiam dan manggut-manggut. Jawaban dua lansia itu membuatnya merenung. Ya, mereka berdua benar, pikirnya. Apa yg dikatakan kakek Sutengli ibarat orang yg mempersiapkan Natal hanya lahiriahnya saja. Hanya pada apa yg terlihat oleh orang lain. Membeli baju baru, menghias rumah, mempersiapkan makanan dan minuman utk tamu2 yg akan datang, dsb. Tapi ia justru tdk mempersiapkan hatinya, bathinnya.Mungkin pergi ke gereja pun hanya sekedar kewajiban yg memaksa. Bukan suatu kerinduan dan persiapan hati yg sungguh-sungguh. Padahal seperti yg dijawab oleh Mbah Lome, lampu2 kecil dalam Pohon Natal yg menerangi seluruh Pohon Natal itu ibarat hati yg penuh suka cita, penuh iman dan pengharapan. Ia menerangi seluruh diri kita, menambah 'gemerlap'-nya diri kita, bahkan tanpa tambahan perhiasan duniawi apapun.

Kata-kata kakek Sutengli itu juga mengingatkan hal lain lagi bagi Suster Katrin. Ya, betapa kita sering hanya mempedulikan orang-orang yg terlihat oleh kita saja, yg sering kita jumpai, yg sering kita dengar dibicarakan orang. Tapi apakah kita mempedulikan mereka yg justru hampir tak pernah terlihat, tak pernah dibicarakan, dan tak pernah terjamah oleh orang lain?
Suster Katrin berdoa dalam hatinya, agar di Natal tahun ini Tuhan membimbingnya utk dapat menemukan mereka, bisa membantu mereka, sehingga mereka dapat mengalami \"kelahiran\" sebagai manusia-manusia baru. Boleh mengalami indahnya dunia tidak hanya pada Natal tahun ini. Setidaknya
mereka mendapatkan kepedulian yg sepantasnya dari sesamanya.

Suasana Natal Mulai Terasa Di NABIRE

natal1

Seperti menghitung mundur menuju tanggal 25 Desember 2008 nanti dan hari ini barulah tanggal 1 DESEMBER 2010 namun suasana natal sudah terasa di sorong sekitar 8 2010

Lagu-lagu Natal diputar di mana-mana,mulai dari rumah ke rumah juga di penjual VCD/MP3 Bajakan yang berjualan di depan Toko Thio Remu.

Ini adalah Natal pertama Indah di Tanah Papua,ini juga adalah sensasi dan pengalaman baru bagi Indah karena ia tidak pernah merayakan Natal di luar Sumatra Utara.

Suasana Natal yang ada di Sorong jauh melebihi apa yang biasa ia rasakan di Medan,Sibolga maupun di Saribudolok,karena suasana Natal di sana katanya mulai terasa pada tanggal 20 Desember padahal Saribudolok adalah suatu kawasan yang mayoritas adalah pemeluk agama Kristen Protestan maupun Katholik bahkan merupakan Basis dari GKPS namun suasananya berbeda dengan di sini.

Sorong adalah bagian dari Papua dan Papua adalah Tanah Injil di mana Tanah ini diberkati oleh Tuhan Yesus dengan kelimpahan hasil sumber daya alam yang sangat luar biasa.Papua adalah salah satu basis umat Kristiani yang berada di Indonesia jadi sudah sewajar apabila jika Natal dirayakan dengan meriah di sini

Pada tanggal 1 DESEMBER 2010 ketika saya dan Indah jalan-jalan di Toko Thio telah terdapat tanda-tanda Natal yaitu dengan terlihat akan dipasangkan Pohon Natal dengan berbagai atribut pendukungnya baik Pohon Natal dan Baju/Topi Sinterklass.Indah sangat takjub dengan keadaan itu seakan-akan Natal tidak akan lama lagi.

Natal ini adalah Natal pertama kami setelah bersatu dalam rumah tangga,saya dan Indah banyak berharap agat Natal pertama kami ini benar-benar akan mendatangkan suatu yang baru juga berkat baru bagi rumah tangga kami yang belum 1tahun ini.

Tanggal 1 DESEMBER 2010 direncanakan akan diadakan Pawai Sinterklas yang dimulai dari kantor Walikota dan finish di Lapangan Hockey Kampung Baru,semuanya berjalan dengan baik dan dapat makin memeriahkan suasana Natal yang telah tercipta di NABIRE

Perayaan Natal Sudah Melenceng

JAYAPURA-Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Pdt Herman Saud MTh, cukup prihatin dengan perayaan Natal beberapa tahun terakhir ini. Pasalnya, Hari Natal yang dirayakan oleh umat Kristiani setiap tahunnya sudah melenceng. Hanya merupakan sesuatu yang dilakukan secara rutin, tradisional dan tidak pernah berubah. Bahkan, menurutnya, makna Natal yang sebenarnya sudah jarang terlihat. Tapi sebaliknya sekarang ini yang menonjol hanyalah sebuah "pesta".


''Selain dengan pesta, juga dikaitkan dengan kepentingan politik, seperti ada yang mengatakan dengan Natal kita sukseskan sesuatu dan macam-macam. Sehingga Natal sudah tidak punya arti lagi. Hanya sebagai sebuah slogan saja. Itu yang saya rasakan sebagai salah satu pemimpin agama di tanah ini,''kata Herman Saud, kepada Cenderawasih Pos, Sabtu.

Lebih lanjut, Natal yang sebenarnya adalah menyambut kedatangan Yesus yang hadir miskin dan sederhana, tetapi berjuang untuk membebaskan manusia dari segala belenggu baik itu sistem yang menindas manusia seperti politik, ekonomi dan sosial budaya serta lainnya. ''Dengan begitu, seharunya dengan Natal kita semua harus berjuang melawan itu semua,''ujarnya.

''Dan kalau saat ini merayakan Natal, maka makna dari Natal itu yaitu kita mengingat Yesus yang dulu dan kita melakukan apa yang sudah dikerjakan oleh Yesus. Hal ini berarti membebaskan manusia dari segala keterbelakangan, keterpurukan, kemiskinan, kemelaratan dan sebagainya. Dan lebih dari pada itu adalah membebaskan manusia dari dosa,''lanjutnya serius.

Membebaskan dosa yang dimaksud Herman Saud yakni dengan memuji dan berdoa kepada Allah. ''Tetapi justru manusia yang Tuhan percayakan kepada kita itu tinggal merana dan hal ini bagi saya adalah satu ukuran yang merupakan satu indikasi bahwa Natal menjadi rutinitas dan menjadi tidak bermakna bagi orang-orang percaya terutama orang Kristen yang merayakan,''tandasnya lagi.

Tentang pesan Natal yang disampaikan kepada umat Kristen, menurut Herman Saud bahwa umat Kristen yang mengerti makna Natal itu yaitu harus memberi damai di bumi. ''Dan itu berarti merayakan Natal dan ikut menciptakan damai itu. Selain itu juga harus memberikan kesejahteraan serta memerangi kemiskinan agar apa yang dirayakan umat itu benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan setiap harinya,''tuturnya.

Sementara itu tentang perayaan Natal yang dilaksanakan sebelum tanggal 25 Desember, menurut Herman Saud, sebenarnya di kalangan umat Katholik sudah mematuhi itu. Hanya di Protestan ini yang tidak mengikuti tradisi gereja tentang perayaan Natal itu. Sehingga, menurut Herman Saud, sebenarnya yang lebih utama bukan masalah harinya perayaan Natal itu, tetapi bagaimana persiapan kita menuju perayaan itu sendiri.

''Dan seringkali kita yang di Protestan itu selalu sibuk dengan perayaan di waktu memasuki hari Natal itu, sehingga memaksa pelayan firman yang sebenarnya diatur sesuai dengan massa Advend itu, namun dipaksanakan untuk di Khotbahkan di Natal. Dan masalah ini sudah berulang kali kami dari pihak gereja menyampaikan itu agar Natal di rayakan setelah tanggal 25 Desember. Karena semuanya itu adalah bagaimana membangun iman dan tidak seenaknya. Karena kalau dilaksanakan sebelum perayaannya, maka makna dari Natal itu sudah tidak ada dan hanya sebagai sebuah pesta saja,''paparnya.

Soal Natal yang dirayakan dengan memberikan bingkisan, hal itu dianggapnya sebagai hal yang bagus. ''Namun sebenarnya itu sama saja, dan tidak ikut menyelesaikan masalah. Dan saat ini umat Kristen di Indonesia merayakan Natal dalam keprihatinan dan tidak menyadari keprihatinan itu. Di satu sisi menjadi suatu hikmat namun di sisi yang lain umat yang merayakan ini menjadi miskin dan melarat. Karena makna Natal itu adalah mengingat kelahiran Yesus itu sampai pada masa hidupnya apa saja yang dilakukan selama itu hingga ia mati di kayu salib,''jelasnya.

KEDATANGAN MEGA KURANG BAGUS

Disinggung soal kedatangan Presiden Megawati untuk merayakan Natal bersama masyarakat Papua umumnya dan Jayapura khususnya, menurut Herman Saud bahwa sebenarnya ini dapat dikatakan sesuatu yang boleh dikatakan terpaksa.

Sebab, menurut Herman Saud, kalau kedatangan Presiden Mega itu sesuatu yang terencana, maka seharusnya beberapa bulan sebelumnya sudah disampaikan, sehingga umat juga siap diskusi dan lain sebagainya. ''Namun ini tiba-tiba, sehingga terpaksa pimpinan gereja juga ikut memberi suara, dan perayaan bersama pemimpin negara adalah merupakan sesuatu yang kurang bagus. Itu menurut hemat saya,''ujarnya.

Dan sebagai salah satu pemimpin agama di Papua ini, ia menilai bahwa sebenarnya membungkus segala kepentingan yang lain dalam perayaan-perayaan keagamaan adalah tidak baik. ''Sebab dengan kepentingan-kepentingan lain, peran agama menjadi tidak bermanfaat lagi untuk memberi dasar dan dorongan yang kuat untuk membangun moral, karena sudah dicampur dengan segala kepentingan yang lain dan orang hanya datang karena itu saja,''paparnya.

Untuk itu kedepan ia berharap kalau sebagai seorang pemimpin bangsa mau ikut perayaan Natal bersama, agar diberitahukan lebih awal dan walaupun ia beragama lain tetapi harus bisa menyesuaikan dengan agama yang dianut oleh warga negara itu. ''Sehingga kami dari kalangan gereja juga kurang setuju, dengan kedatangan ini, sebab dalam keadaan orang sibuk serta lainnya, tetapi kalau diatur dengan baik maka umat juga dikerahkan untuk menyambut pimpinan ini dengan baik juga,''tuturnya. (roy)


email this story to a friend


COMMENTS

by William Sawaki on Tuesday, 24 Dec, 2002, 2:06pm

Kedatangan Megawati Soekarnoputri di Jayapura untuk merayakan Natal bersama rakyat Papua sebenarnya bukan dengan dengan motif keagamaan tetapi lebih banyak muatan politisnya.Secara "sadar"Ibu Mega melaksanakan hal itu dengan maksud meninjak-injak harkat dan martabat rakyat Papua.Kalau beliau benar-benar seorang negarawan berpaham sosialis mengapa sampai teganya melakukan hal itu terhadap warganya sendiri apabila dia masih menganggap orang Papua sebagai warga dalam sistem pemerintahan ala keraton yang sedang dijalankannya itu.
Sebagai rakyat Papua kami menerima kedatanga Ibu Mega untuk merayakan Natal bersama kami sebagai seorang ibunda tetapi kami menolak motivasi bermuatan politis yang ada dalam dada seorang Presiden.
SEMOGA TUHAN ALLAH OURANG PAPUA SENANTIASA MEMBERKATI IBU PRESIDEN DALAM TUGAS DAN TANGGUNGJAWABNYA DALAM MEMIMPIN NEGARA INI KE DEPAN.AMIN

by Waruk on Friday, 27 Dec, 2002, 7:42pm

Komentar bpk herman saud itu sangat tepat. Ngapain ibu Mega dia datang ketika orang Papua Kristen dan non Papua(mulai dari pejabat, pegawai negeri, militer dan polisi sampai masyarakat sedang konsentrasi untuk natal itu sendiri harus berkonsentrasi untuk menyambut kedatangan ibu Mega ke Papua. Sama saja memubasirkan konsentrasi orang Kristen yang lagi siap (dalam suasana hati maupun lingkungan) harus konsentarasi dengan kehadiran Ibu Mega dan tentunya suasana ini berubah dari upacara natal (ritual) menjadi upacata kenegaraan (seremonial kenegaraan). sama saja Ibu Mega tidak menghargai Orang Kristen - seperti kata Pancasila yang dilahirkan oleh Ayahnya). Gus Dur dia datang itu ketika suasana natal sudah selesai - dia masih menghargai agama lain dari pada ibu Mega : Kepentingan Politik.

salam waruk jayapura

by Jacky D. on Sunday, 29 Dec, 2002, 11:19pm

APA ARTINYA ???

Merupakan suatu hal yang mengherankan bahkan menyedihkan perilaku Mega yang "sulit di tebak". Ada apa di balik semua yang dilakukan Mega mengunjungi Papua dan merayakan Natal bersama? Jangan-jangan "ada udang di balik batu".Suatu hal yang benar dan masuk akal apa yang telah dikatakan oleh Bapak Herman Saud, bahwa dengan kunjunagn ibu Mega ke Papua maka makna Natal telah hilang.Mengapa? Yang jelas dan pasti adalah bahwa "natal" telah digunakan sebagai alat untuk mewujudkan kepentingan yang tersembunyi di balik itu.Mana yang terbaik : demi kepentingan politik semata maka hari raya dijadikan sebagai tumbal atau alat untuk mewujudkan kepentingan politik atau hari raya dijalankan sesuai fungsinya (pada tempatnya)? Hal ini merupakan renungan bagi kita semua yang berada di Papua baik pemerintah,masyarakat,tokoh agama,tokoh masyarakat,pemuda dan perempuan. Mengapa kita tidak mau menolak kedatangan Mega ke Papua? Padahal kita tahu bahwa di balik semuanya itu tersembunyi maksud tertentu yang pada akhirnya makna Natal diperkosa.Hal ini kalau berlanjut terus menerus,maka bukan hal yang mustahil lagi kalau hari raya keagamaan di Indonesia dijadikan sebagai ajang perwujudan maksud politik.Kita tahu bahwa politik dan agama adalah dua hal yang berbeda walaupun saling melengkapi,namun kita harus tahu juga bahwa di mana waktu dan tempat yang tepat.Namun sudahlah berlalu semuanya,sekarang yang menjadi "HOME WORK" untuk kita semua adalah apakah kita mau supaya hari raya keagamaan kita jadikan sebagai ajang perwujudan "tujuan politik" yang akhirnya memperkosa kebenaran,keadilan dan kejujuran?? SEMOGA TIDAK !!!

Perayaan Natal Sudah Melenceng

JAYAPURA-Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Pdt Herman Saud MTh, cukup prihatin dengan perayaan Natal beberapa tahun terakhir ini. Pasalnya, Hari Natal yang dirayakan oleh umat Kristiani setiap tahunnya sudah melenceng. Hanya merupakan sesuatu yang dilakukan secara rutin, tradisional dan tidak pernah berubah. Bahkan, menurutnya, makna Natal yang sebenarnya sudah jarang terlihat. Tapi sebaliknya sekarang ini yang menonjol hanyalah sebuah "pesta".


''Selain dengan pesta, juga dikaitkan dengan kepentingan politik, seperti ada yang mengatakan dengan Natal kita sukseskan sesuatu dan macam-macam. Sehingga Natal sudah tidak punya arti lagi. Hanya sebagai sebuah slogan saja. Itu yang saya rasakan sebagai salah satu pemimpin agama di tanah ini,''kata Herman Saud, kepada Cenderawasih Pos, Sabtu.

Lebih lanjut, Natal yang sebenarnya adalah menyambut kedatangan Yesus yang hadir miskin dan sederhana, tetapi berjuang untuk membebaskan manusia dari segala belenggu baik itu sistem yang menindas manusia seperti politik, ekonomi dan sosial budaya serta lainnya. ''Dengan begitu, seharunya dengan Natal kita semua harus berjuang melawan itu semua,''ujarnya.

''Dan kalau saat ini merayakan Natal, maka makna dari Natal itu yaitu kita mengingat Yesus yang dulu dan kita melakukan apa yang sudah dikerjakan oleh Yesus. Hal ini berarti membebaskan manusia dari segala keterbelakangan, keterpurukan, kemiskinan, kemelaratan dan sebagainya. Dan lebih dari pada itu adalah membebaskan manusia dari dosa,''lanjutnya serius.

Membebaskan dosa yang dimaksud Herman Saud yakni dengan memuji dan berdoa kepada Allah. ''Tetapi justru manusia yang Tuhan percayakan kepada kita itu tinggal merana dan hal ini bagi saya adalah satu ukuran yang merupakan satu indikasi bahwa Natal menjadi rutinitas dan menjadi tidak bermakna bagi orang-orang percaya terutama orang Kristen yang merayakan,''tandasnya lagi.

Tentang pesan Natal yang disampaikan kepada umat Kristen, menurut Herman Saud bahwa umat Kristen yang mengerti makna Natal itu yaitu harus memberi damai di bumi. ''Dan itu berarti merayakan Natal dan ikut menciptakan damai itu. Selain itu juga harus memberikan kesejahteraan serta memerangi kemiskinan agar apa yang dirayakan umat itu benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan setiap harinya,''tuturnya.

Sementara itu tentang perayaan Natal yang dilaksanakan sebelum tanggal 25 Desember, menurut Herman Saud, sebenarnya di kalangan umat Katholik sudah mematuhi itu. Hanya di Protestan ini yang tidak mengikuti tradisi gereja tentang perayaan Natal itu. Sehingga, menurut Herman Saud, sebenarnya yang lebih utama bukan masalah harinya perayaan Natal itu, tetapi bagaimana persiapan kita menuju perayaan itu sendiri.

''Dan seringkali kita yang di Protestan itu selalu sibuk dengan perayaan di waktu memasuki hari Natal itu, sehingga memaksa pelayan firman yang sebenarnya diatur sesuai dengan massa Advend itu, namun dipaksanakan untuk di Khotbahkan di Natal. Dan masalah ini sudah berulang kali kami dari pihak gereja menyampaikan itu agar Natal di rayakan setelah tanggal 25 Desember. Karena semuanya itu adalah bagaimana membangun iman dan tidak seenaknya. Karena kalau dilaksanakan sebelum perayaannya, maka makna dari Natal itu sudah tidak ada dan hanya sebagai sebuah pesta saja,''paparnya.

Soal Natal yang dirayakan dengan memberikan bingkisan, hal itu dianggapnya sebagai hal yang bagus. ''Namun sebenarnya itu sama saja, dan tidak ikut menyelesaikan masalah. Dan saat ini umat Kristen di Indonesia merayakan Natal dalam keprihatinan dan tidak menyadari keprihatinan itu. Di satu sisi menjadi suatu hikmat namun di sisi yang lain umat yang merayakan ini menjadi miskin dan melarat. Karena makna Natal itu adalah mengingat kelahiran Yesus itu sampai pada masa hidupnya apa saja yang dilakukan selama itu hingga ia mati di kayu salib,''jelasnya.

KEDATANGAN MEGA KURANG BAGUS

Disinggung soal kedatangan Presiden Megawati untuk merayakan Natal bersama masyarakat Papua umumnya dan Jayapura khususnya, menurut Herman Saud bahwa sebenarnya ini dapat dikatakan sesuatu yang boleh dikatakan terpaksa.

Sebab, menurut Herman Saud, kalau kedatangan Presiden Mega itu sesuatu yang terencana, maka seharusnya beberapa bulan sebelumnya sudah disampaikan, sehingga umat juga siap diskusi dan lain sebagainya. ''Namun ini tiba-tiba, sehingga terpaksa pimpinan gereja juga ikut memberi suara, dan perayaan bersama pemimpin negara adalah merupakan sesuatu yang kurang bagus. Itu menurut hemat saya,''ujarnya.

Dan sebagai salah satu pemimpin agama di Papua ini, ia menilai bahwa sebenarnya membungkus segala kepentingan yang lain dalam perayaan-perayaan keagamaan adalah tidak baik. ''Sebab dengan kepentingan-kepentingan lain, peran agama menjadi tidak bermanfaat lagi untuk memberi dasar dan dorongan yang kuat untuk membangun moral, karena sudah dicampur dengan segala kepentingan yang lain dan orang hanya datang karena itu saja,''paparnya.

Untuk itu kedepan ia berharap kalau sebagai seorang pemimpin bangsa mau ikut perayaan Natal bersama, agar diberitahukan lebih awal dan walaupun ia beragama lain tetapi harus bisa menyesuaikan dengan agama yang dianut oleh warga negara itu. ''Sehingga kami dari kalangan gereja juga kurang setuju, dengan kedatangan ini, sebab dalam keadaan orang sibuk serta lainnya, tetapi kalau diatur dengan baik maka umat juga dikerahkan untuk menyambut pimpinan ini dengan baik juga,''tuturnya. (roy)


email this story to a friend


COMMENTS

by William Sawaki on Tuesday, 24 Dec, 2002, 2:06pm

Kedatangan Megawati Soekarnoputri di Jayapura untuk merayakan Natal bersama rakyat Papua sebenarnya bukan dengan dengan motif keagamaan tetapi lebih banyak muatan politisnya.Secara "sadar"Ibu Mega melaksanakan hal itu dengan maksud meninjak-injak harkat dan martabat rakyat Papua.Kalau beliau benar-benar seorang negarawan berpaham sosialis mengapa sampai teganya melakukan hal itu terhadap warganya sendiri apabila dia masih menganggap orang Papua sebagai warga dalam sistem pemerintahan ala keraton yang sedang dijalankannya itu.
Sebagai rakyat Papua kami menerima kedatanga Ibu Mega untuk merayakan Natal bersama kami sebagai seorang ibunda tetapi kami menolak motivasi bermuatan politis yang ada dalam dada seorang Presiden.
SEMOGA TUHAN ALLAH OURANG PAPUA SENANTIASA MEMBERKATI IBU PRESIDEN DALAM TUGAS DAN TANGGUNGJAWABNYA DALAM MEMIMPIN NEGARA INI KE DEPAN.AMIN

by Waruk on Friday, 27 Dec, 2002, 7:42pm

Komentar bpk herman saud itu sangat tepat. Ngapain ibu Mega dia datang ketika orang Papua Kristen dan non Papua(mulai dari pejabat, pegawai negeri, militer dan polisi sampai masyarakat sedang konsentrasi untuk natal itu sendiri harus berkonsentrasi untuk menyambut kedatangan ibu Mega ke Papua. Sama saja memubasirkan konsentrasi orang Kristen yang lagi siap (dalam suasana hati maupun lingkungan) harus konsentarasi dengan kehadiran Ibu Mega dan tentunya suasana ini berubah dari upacara natal (ritual) menjadi upacata kenegaraan (seremonial kenegaraan). sama saja Ibu Mega tidak menghargai Orang Kristen - seperti kata Pancasila yang dilahirkan oleh Ayahnya). Gus Dur dia datang itu ketika suasana natal sudah selesai - dia masih menghargai agama lain dari pada ibu Mega : Kepentingan Politik.

salam waruk jayapura

by Jacky D. on Sunday, 29 Dec, 2002, 11:19pm

APA ARTINYA ???

Merupakan suatu hal yang mengherankan bahkan menyedihkan perilaku Mega yang "sulit di tebak". Ada apa di balik semua yang dilakukan Mega mengunjungi Papua dan merayakan Natal bersama? Jangan-jangan "ada udang di balik batu".Suatu hal yang benar dan masuk akal apa yang telah dikatakan oleh Bapak Herman Saud, bahwa dengan kunjunagn ibu Mega ke Papua maka makna Natal telah hilang.Mengapa? Yang jelas dan pasti adalah bahwa "natal" telah digunakan sebagai alat untuk mewujudkan kepentingan yang tersembunyi di balik itu.Mana yang terbaik : demi kepentingan politik semata maka hari raya dijadikan sebagai tumbal atau alat untuk mewujudkan kepentingan politik atau hari raya dijalankan sesuai fungsinya (pada tempatnya)? Hal ini merupakan renungan bagi kita semua yang berada di Papua baik pemerintah,masyarakat,tokoh agama,tokoh masyarakat,pemuda dan perempuan. Mengapa kita tidak mau menolak kedatangan Mega ke Papua? Padahal kita tahu bahwa di balik semuanya itu tersembunyi maksud tertentu yang pada akhirnya makna Natal diperkosa.Hal ini kalau berlanjut terus menerus,maka bukan hal yang mustahil lagi kalau hari raya keagamaan di Indonesia dijadikan sebagai ajang perwujudan maksud politik.Kita tahu bahwa politik dan agama adalah dua hal yang berbeda walaupun saling melengkapi,namun kita harus tahu juga bahwa di mana waktu dan tempat yang tepat.Namun sudahlah berlalu semuanya,sekarang yang menjadi "HOME WORK" untuk kita semua adalah apakah kita mau supaya hari raya keagamaan kita jadikan sebagai ajang perwujudan "tujuan politik" yang akhirnya memperkosa kebenaran,keadilan dan kejujuran?? SEMOGA TIDAK !!!

Ciptaan Tuhan

Lihat halaman ini dalam bahasa: Inggris, Arabic, Dutch, French, Portuguese, Spanish

Ciptaan Tuhan

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik.

Lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

God created the Earth. Copyrighted.

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.

Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.

Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.

Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.

Sun and moon. Copyrighted.
Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.

Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."

Fish  and the Birds. Copyrighted.
Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."

Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.

Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu sangat baik.

Apakah arti Cerita mengenai Allah ini buat Saudara?

Allah, Pencipta dan Pemberi kehidupan mengasihi masing-masing dari kita. Anda juga dapat mengenal Dia dan rencanaNya yang indah bagi hidup anda.

God's created a paradise for us, and He will one day restore it.  (Photo copyrighted)
Tapi, Tuhan adalah kudus dan hanya bisa didekati dengan syarat-syaratNya. Dia ingin agar anda menyembah Dia sebagai satu-satunya Tuhan dalam kehidupan anda. Sama seperti manusia pertama, Adam dan Hawa gagal untuk mempercayai Allah, sehingga kita semua telah berdosa karena berusaha megatur hidup kita tanpa pimpinan Tuhan.

Alkitab mengatakan jika anda ingin mematuhi seluruh hukum-hukum Tuhan tapi ada satu saja yang tidak anda patuhi, anda adalah seorang yang melanggar dan berdosa dihadapan Allah. Jadi, tidak perduli walaupun anda sangat religius, atau berapa banyak perbuatan baik yang telah anda perbuat, anda tidak dapat mengukurnya dengan kekudusan Allah. Anda telah terhilang dan terpisah dari Allah.

Tapi Allah mengerti ketidakmampuan anda dan Dia sangat mengasihi anda sehingga Dia telah memberikan AnakNya sebagai ganti hukuman anda dan mati bagi dosa-dosamu. Alkitab mengatakan, "Upah dosa adalah maut, tapi karunia dari Allah ialah kehidupan abadi melalui Yesus Kristus Tuhan kita."

Keselamatan adalah karunia. Keselamatan tidak dapat diusahakan, jadi tidak ada seorangpun yang dapat membanggakan usahanya untuk mendapatkannya.

Butterfly. Copyrighted.
Di dalam Alkitab, Yohanes pasal 3, Yesus berkata kepada seorang pemimpin agama, Nikodemus, bahwa ia harus dilahirkan kembali untuk kehidupan abadi; jadi kau juga harus dilahirkan kembali di dalam Roh untuk masuk kedalam keluarga Allah. Itulah sebabnya anda perlu mengundang Yesus untuk masuk ke dalam hatimu dan untuk mengampuni dosa-dosamu.

Jika anda mau menjadi anak Allah dan mempunyai Yesus sebagai Juruselamatmu, berdoalah sekarang kepada Tuhan. Anda dapat mengucapkan doa dibawah ini:

Ya Tuhan,

Aku mengakui dosa-dosaku dan memberontak terhadap Engkau. Terima kasih karena telah memberikan Yesus sebagai ganti penghukumanku atas dosa-dosaku dengan mati diatas kayu salib. Aku memohon Yesus untuk masuk ke dalam hatiku, menjadi Juruselamatku dan Tuhanku. Aku menerima karunia keselamatan dari padaNya. Terima kasih Yesus karena sudah masuk ke dalam hatiku.


Jika anda berdoa doa diatas dan bersungguh-sungguh, dengan kasih karunia Allah, anda akan diselamatkan dari penghukuman abadi. Para malaikat akan bersuka cita. Suatu hari anda akan berkumpul dengan Pencipta anda di Surga.

Jika anda ingin mengetahui lebih banyak, ada tiga hal yang harus anda lakukan:

Bible.  Copyrighted.
Read God's Word (the Bible)

Anda harus…
  • Berbicara pada Tuhan dalam doa
  • Mendengarkan Dia dengan membaca FirmanNya, Alkitab
  • Carilah gereja dimana jemaatnya mengasihi Tuhan dan FirmanNya, sehingga anda dapat mengenal Dia lebih baik.


Jika anda ingin lebih banyak menerima informasi bagaimana berjalan dalan hidup yang baru bersama Tuhan, silahkan menulis email kepada kami.

Allah sangat merendahkan diriNya

Lihat halaman ini dalam bahasa: Inggris (English), Belanda (Nederlands), Spanyol (EspaƱol)

Yesus Kristus, Anak Allah, adalah pencipta alam semesta (Yohanes 1:1-3). Sebagai Tuhan, Dia Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Namun, yang paling hebat adalah kasihNya pada kita, ciptaannya, bahwa Dia begitu merendahkan Dirinya sendiri untuk kepentingan kita (Fil. 2:8). Ini terjadi pertama kali dengan kelahiran Yesus. (Gal. 4:4; Lukas 2:7; Yohanes 1:46; Ibr. 2:9). Dia tidak datang sebagai raja yang berkuasa atau manusia super; dia datang sebagai bayi yang bergantung pada orang lain untuk kebutuhan phisiknya.

Akan berlanjut dalam…

  • Artists  conception of Jesus Christ with crown of thorns. Copyrighted. God's  Story.…tujuan Nya (Dia datang ke bumi untuk menjadi domba persembahan sebagai pembayaran atas dosa-dosa kita) (Yohanes 1:29)
  • …keadaannya yang sederhana sepanjang hidupnya – kenyataannya tidak memiliki apapun, tidak memiliki kesejahteraan phisik, seringkali bergantung pada orang lain untuk makanan, minuman dan pakaian
  • cara masyarakat memperhatikan dirinya (Yes. 53; Mat. 26:59, 67; Maz. 22:6; Mat. 26:68)
  • …jiwaNYa (Maz. 22:1; Mat. 4:1-11; Lukas 22:44; Ibr. 2:17,18; 4:15)
  • …kematianNya (Lukas 23; Yohanes 19; Markus 15:24,25)
  • …kuburanNya di makam pinjaman (Yes. 53:9; Mat. 27:57,58,60)
Artist's conception of Jesus being struck. Copyrighted. God's  Story.
Tuhan banyak menderita dengan menjadi manusia dan berjalan ditengah-tengah kita. Dia sangat berkuasa, tetapi dia jarang melakukan sesuatu untuk melindungi dirinya sendiri. Dia merendahkan dirinya demi kepentingan kita. Baca Kisah tentang Tuhan dari awal - Lanjut (multimedia)

Jesus  Christ: His Identity, Life, Death & Resurrection

Apa yang benar tentang Yesus Kristus? Identitas, kehidupan, kematian dan tuntutan diriNYa


Ingin tahu bagaimana diselamatkan? Memiliki pertanyaan tentang keselamatan dalam Yesus Kristus? Lihat di bagian jawaban kami.

Penghinaan terhadap dirinya merupakan kerelaan, dan sangat penting untuk…

  • …Melaksanakan tujuan Allah (Kis. 2:23,24; Maz. 40:6-8)
  • …memenuhi criteria dan nubuat Perjanjian Lama (types) (prophecies)
  • …menjalani hukuman, membayar untuk kesalahan (Yes. 53; Ibr. 9:12,15), dan menghasilkan bagi mereka penebusan abadi (redemption)
  • …tunjukkan kepada kami contoh bagaimana untuk hidup (example)

Lihat:

  • Kisah tentang Tuhan, mulai dari Penciptaan sampai kekekalan