selamat datang di web magai

Cari dalaman disini

Kamis, 02 Desember 2010

Gudang Pengusaha Properti Dijarah

Ada Maling Helm di Istana Wapres

Jaket dan helm milik wartawan Suara Karya, Kardeni, Jumat (12/11/2010) siang, raib dari atas sepeda motor yang diparkir di halaman belakang Istana Wakil Presiden, Jakarta.

Seusai shalat Jumat di Masjid Baitulrachman, Istana Wapres, Kardeni yang ingin mengikuti acara di sebuah restoran di sekitar Istana Wapres, Jakarta Pusat, terkejut saat jaket dan sarung tangan yang disimpan di dalam helm dan diletakkan di atas kaca spion sudah tidak ada lagi. Kardeni segera melapor ke anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan kemudian dengan cepat diminta melapor ke Unit Keamanan Dalam (UKD) di pos jaga.

Oleh petugas UKD, laporan Kardeni dilayani dengan cepat. Kardeni kemudian diajak ke ruang pemantau closed circuit television (CCTV). Dari CCTV itu Kardeni dapat melihat pencurian yang dilakukan oleh seorang laki-laki yang menggunakan Vespa biru, tanpa menggunakan jaket, dan memarkir Vespa-nya di samping sepeda motor Kardeni.

"Dari CCTV terlihat jelas laki-laki setengah baya masuk ke Istana Wapres jam 11.46 WIB dan pulang jam 12.37 WIB. Dia terlihat mengambil helm, jaket, dan sarung tangan, dan meletakkannya di gantungan bawah Vespa-nya dan langsung pergi," jelasnya.

Salah seorang petugas UKD yang menjelaskan kepada Kompas mengakui bahwa orang yang terlihat di CCTV itu adalah orang baru yang selama ini tidak pernah masuk ke Istana Wapres. "Dengan bukti ini, suatu saat dia datang lagi, kita bisa langsung meminta tanggung jawabnya," janji petugas berseragam biru tua itu. [Mobil Keluarga Ideal terbaik Indonesia]

Gudang Pengusaha Properti Dijarah

Gudang milik Agung Darmawidjaja, pengusaha properti di Jalan Mangga 14, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, didatangi puluhan orang, Rabu (10/11/2010) malam. Setelah masuk secara paksa, puluhan orang itu menjarah barang-barang yang ada di dalam gudang tersebut berupa papan reklame dan mesin pendingin ruangan.

Syafrudin (48), petugas keamanan gudang, mengatakan, para petugas keamanan yang berjaga di gudang tidak berdaya menghadapi penyerangan itu. "Jumlah kami cuma tiga orang, sementara yang menyerang lebih dari 20 orang. Mereka naik empat mobil, salah satunya bernomor pelat institusi TNI," kata Syafrudin ketika ditemui Mapolrestro Jakarta Barat, Kamis (11/11/2010) siang.

Para penyerang datang malam hari untuk menghindari keramaian. Penyerangan itu diduga berkaitan dengan sengketa penyewaan gudang tersebut. "Awalnya kami berusaha menahan dengan tidak membukakan pintu pagar. Tapi mereka memanjat pagar. Kami yang jaga lalu dikepung beberapa orang, sementara yang lain masuk ke dalam gudang dan mengambil barang," tutur Syafrudin.

Sementara Agung Darmawidjaja menduga para penyerang itu adalah orang suruhan penyewa gudangnya. Iskandar, kuasa hukum Agung, mengatakan, selain telah melaporkan kasus itu ke Mapolrestro Jakbar, pihaknya juga telah melaporkannya ke Garnisun I lbu Kota.

Iskandar mengatakan, dugaan pelaku penyerangan adalah penyewa gudang karena salah satu penyerang dikenali oleh petugas keamanan gudang. "Penyewa tersebut sudah lebih dari 12 tahun tidak membayar sewa. Kami juga sudah tuntut melalui pengadilan, hasilnya kami yang menang," katanya.

Kepala Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Barat AKBP Ferdy Sambo menyatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.

Curi Sepeda untuk Beli Susu Bayi

Steviano (23) alias Ano, warga Jalan Bhakti, Manggarai, Jakarta Selatan, nekat mencuri sepeda anak-anak. Dia berasalan terpaksa mencuri lantaran tak memiliki pekerjaan tetap untuk membayar kontrakan rumah dan membeli susu anaknya yang masih berusia empat bulan. Padahal akhir 2009 lalu Ano baru bebas setelah mendekam dua tahun di LP Cipinang karena kasus pencurian.

Pada Rabu (10/11/2010) malam sekitar pukul 22.00 Ano kembali beraksi di rumah salah seorang warga Asrama Polri Bidara Cina, RT 01/01, Jakarta Timur. Ia kedapatan oleh warga menggasak sepeda anak-anak merek United.

Ano sebenarnya sudah berhasil membawa sepeda anak-anak itu dari rumah pemiliknya. Dengan tenang ia menenteng sepeda itu dan berjalan pelan-peIan melewati gang di belakang asrama yang relatif sepi. Seorang warga yang mengenali sepeda anak-anak itu milik tetangganya lalu meneriaki Ano.

Lelaki bertubuh sedang itu panik dan berusaha lari. Beberapa warga mengejar dan berhasil menangkapnya. Ano hanya bisa pasrah saat dipukuli warga yang menangkap dan nyaris membakarnya hidup-hidup. Nyawanya diselamatkan polisi yang datang ke lokasi lalu menggelandangya ke Mapolsek Jatinegara.

Kepada polisi, Ano mengaku pusing karena menganggur sejak bebas dari LP Cipinang. Apalagi setelah menikah dia kini memiliki anak berusia empat bulan. "Saya akhirnya jadi maling lagi," katanya, Kamis (11/11) siang.

Ano mengaku hanya mengincar helm motor dan sepeda. Sejak dua bulan lalu Ano mengaku sudah enam kali mencuri di sejumlah tempat seperti permukiman warga atau pertokoan di daerah Bukit Duri, Bidara Cina, sepanjang Jalan Raya Otista, Cawang, dan Kramatjati.

Helm dan sepeda hasil curian dijualnya di Pasar Rumput, Manggarai. Helm dia jual Rp 70.000-Rp 150.000 dan sepeda anak-anak dia jual Rp 50.000-Rp 125.000.

"Uangnya buat beli susu anak saya yang masih empat bulan dan buat bayar kontrakan rumah Rp 250.000 per bulan," katanya sedih.

Ano mengaku setiap sukses mencuri, hasilnya selalu digunakan untuk membeli susu buat anak lelakinya. "Yang penting dan utama buat anak saya dulu. Yaitu susunya," ujarnya.

Kanit Reskrim Polsek Jatinegara, Ipda Dwi Yanwar mengatakan pelaku merupakan residivis kasus pencurian pada tahun 2006 dan 2007 lalu.

Rampok "Berpistol" Gasak Honda Beat

Kawanan perampok yang diduga menggertak dengan pistol mainan nekat memepet korbannya yang sedang mengendarai Honda Beat di Jalan Kemanggisan Raya, Jakarta Barat, Kamis (11/11/2010) dini hari. Indra Maulana (29), warga Jalan Tali 5, terpaksa merelakan motornya bernomor polisi B 3571 BEH dibawa kabur perampok.

Menurut keterangan, sekitar pukul 02.30 Indra dalam perjalanan pulang dari kantor. Saat menyusuri Jalan Kemanggisan Raya, Indra merasa ada dua sepeda motor membuntutinya. Dia berusaha menambah laju motornya. Tanpa diduga, para pengendara motor itu mengejar dan langsung memepet hingga Indra terpaksa berhenti karena tidak mau terjatuh.

Salah seorang pria turun dari motor dan menghampiri Indra sambil mengeluarkan sebuah benda mirip pistol dari balik jaketnya dan menodongkannya ke Indra. Karena ketakutan dan situasi sekitar sedang sepi, Indra hanya bisa pasrah ketika Honda Beat kesayangannya dirampas pria tadi. Keempat penjahat itu langsung tancap gas meninggalkan Indra yang belum pulih dari kekagetannya. Upaya Indra untuk berteriak tak banyak menolong.

Menurut pengamatan, Jalan Kemanggisan Raya tergolong ramai kendaraan hampir sepanjang hari. Di sisi kiri-kanan jalan berderet rumah, toko, kantor, dan berbagai pusat keramaian seperti SPBU 24 jam dan Pasar Slipi. Penerangan jalan relatif memadai sehingga diduga pelaku memahami situasi berani merampok di daerah itu.

Titik rawan justru terletak di pertengahan Jalan Brigjen Katamso setelah jembatan layang Slipi. Jalan melintasi bagian yang gelap karena lampu PJU terhalang pohon.

Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Ferdy Sambo menduga senjata perampok hanya maninan untuk menggertak korban.

Satpam Diskotek Mengamuk, Tusuk Sopir

Dua petugas keamanan diskotek di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, mengamuk. Bahkan seorang di antaranya menghujamkan pisau ke leher Sukari (28), sopir bajaj. Hal itu dipicu akibat kedua satpam itu diklakson berkali-kali oleh Sukari.

Peristiwa itu terjadi di tengah kemacetan lalu lintas di kawasan Pasar Pagi, Jalan Asemka, Jakarta Barat, Kamis (11/11/2010) sore.

Saat itu bajaj bernomor B 2512 DM yang dikemudikan Sukari terselip di antara ratusan kendaraan bermotor yang terjebak kemacetan. Persis di depannya terdapat mobil Honda Jazz merah bernomor polisi B 1397 QL yang dinaiki dua lelaki.

Dalam keadaan macet seperti itu, sopir bajaj biasanya kerap mengambil jalan pintas. Demikian pula Sukari. Sambil mencoba selap-selip mencari jalan, dia terus membunyikan klakson bajajnya.

Tindakan Sukari itu memancing emosi orang-orang yang ada di mobil Honda Jazz. Saking kesalnya, pria yang duduk di samping pengemudi turun dan menghampirinya. Dia memarahi Sukari. Karena tak terima, Sukari membalas.

Tampaknya pria yang turun dari Honda Jazz itu enggan berdebat lama-lama. Setelah melontarkan serangkaian umpatan, dia mengambil sebilah pisau dari balik bajunya. Lalu, bress... pisau itu menembus leher Sukari.

Tusukan telak itu tentu saja membuat si sopir bajaj tak mampu lagi berdebat. Dia hanya bisa mengerang kesakitan.

Penusukan tersebut sontak mendapat reaksi dari orang-orang yang ada di sekitar tempat kejadian. Mereka kemudian beramai-ramai mendatangi mobil Honda Jazz yang belum beranjak jauh lantaran jalanan macet. Mereka lalu meminta kedua orang yang ada di mobil itu keluar.

Karena kedua orang itu menolak, mereka marah. Massa lalu memecahkan kaca mobil. Tak cukup sampai di situ, mereka juga membalikkan mobil tersebut. Amarah mereka nyaris tak terbendung jika tidak ada beberapa polisi yang segera datang ke lokasi kejadian.

Para petugas Polsektro Tambora yang datang itu lalu membubarkan massa. Setelah itu, mereka membawa kedua pria tadi berikut Honda Jazznya ke Mapolsektro Tambora. Adapun Sukari dibawa ke rumah sakit terdekat.

Kapolsektro Tambora Kompol Heri Dian membenarkan adanya peristiwa tersebut. "Kami masih memeriksa kasus ini. Tunggu saja," katanya.

Heri mengatakan, kedua pria tersebut ditahan di Mapolsektro Tambora. Mereka adalah SJN dan UD. Keduanya tercatat sebagai warga Krendang, Tambora, dan bekerja sebagai penjaga keamanan diskotek di kawasan Tamansari, Jakarta Barat. Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar